Zaman Renaisans adalah zaman kelahiran-kembali (Renaissance, bahasa Perancis) kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M. Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani.
Zaman renaissance ini sering juga di sebut sebagai
zaman humanisme. Maksud ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad
pertengahan. Pada abad pertengahan itu manusia dianggap kurang dihargai sebagai
manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (kristen), bukan
menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah
dari manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berfikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan
dunia. Jadi ciri utama renaissance adalah humanisme, individualisme lepas dari
Agama (tidak mau di atur oleh agama), empirisme (zaman kebebasan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan) dan rasionalisme (kebebasan dalam mengembangkan
fikiran).[3]
Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai
suatu gerakan kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak
dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist
merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik
Internasional yang penuh hiasan.
Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul
karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang
terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan
manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual dengan
cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah
bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya
yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan kembali
gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang
yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad
Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem
stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk
kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya
sendiri dan menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi
pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu
adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat
Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.[4]
2.2 Tokoh-tokoh Zaman
Renaissance
Setiap gerakan baik besar atau kecil akan
menghasilkan tokoh-tokoh yang tidak akan lepas dari sejarah pergerakan
tersebut. Begitu pula renaissance, gerakan yang mampu mengubah cara berfikir
eropa menjadi lebih maju dan modern juga mempunyai tokoh yang harus kita
ketahui bersama. Pada zaman renaissance terdapat tokoh di berbagai bidang, baik
itu di bidang seni dan budaya, ilmu pengetahuan, penjelajahan, ataupun di
bidang filsafat. Diantara tokoh-tokoh tersebut adalah:
1. Niccollo
Machiavelly
Machiavelly lahir pada tahun 1469 di Florence,
meninggal dunia tahun 1527 pada umur 58 tahun, ayahnya adalah seorang ahli
hukum, tergolong anggota keluarga terkemuka tetapi tidak begitu berada. Machiavelly
hidup pada saat puncak kejayaan renaisaans di Italia, dan pada saat itu
italia masih terbagi-bagi dalam negara-negara kecil, berbeda dengan negara yang
bersatu seperti Prancis, Spanyol atau Inggris. Karena itu tidak mengherankan
jika pada masa ini Italia lemah secara militer meskipun briliant dalam segi kultur.
Di kala Michiavelly muda, Florence diperintah oleh
penguasa Medicine yang mashur, Lorenzo. Setelah Lorenzo meninggal dunia tahiun
1492, beberapa tahun kemudian penguasa Medicini diusir dari Florence. Florence
menjadi Republik (Republic Forentine). Pada tahun 1498, Machiavelli yang
berumur dua puluh sembilan tahun, memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan
sipil Florence. Selama empat belas tahun setelah itu dia mengabdi kepada
Republik Florentine dan terlibat dalam berbagai misi diplomasi atas namanya,
melakukan perjalanan ke prancis, jerman, dan di dalam negeri italia.
Tahun 1512, Repuplik Forentine digulingkan dan
penguasa Medicine kembali memegang tampuk kekuasaan, Machiavelly di pecat dari
posisinya, dan di tahun berikutnya dia ditahan atas tuduhan terlibat dalam
komplotan melawan penguasa Medicine. Meski disiksa ia tetap bertahan menyatakan
tidak bersalah dan akhirnya di bebaskan pada tahun itu juga. Sesudah itu ia
pensiun dan berdiam di sebuah perkebunan
kecil di San Casiano, tidak jauh dari Florence. Semasa hidupnya,
Machiavelly menulis beberapa buku, yaitu;
1. The prince(sang pangeran), karya paling
monumental di tulis pada tahun 1513
2. The discources upon
the first ten books of titus livius
(pembicaraan terhadap sepuluh
buku pertama tius livius).
3.
The art of war (seni berperang) dan lain lain.[5]
2.
Lorenzo Valla (1405-1457)
Lahir di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli
hukum. Salah satu ungkapannya yang sangat terkenal adalah Mengorbankan hidup
demi kebenaran dan keadilan adalah jalan menuju kebajikan tertinggi, kehormatan
tertinggi dan pahala tertinggi. Hasil karyanya antara lain adalah De volupte
(kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang berisi kekagumannya pada etika Stoisisme
yang mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka
mendapatkan keselamatan jiwa.
Buku yang berjudul De Libero erbitrio (keinginan
bebas) yang mengatakan individualitas manusia berakar pada kebesaran dan
keunikan manusia, khususnya kebebasan sehingga kehendak awal Sang Pencipta
tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif
manusia dalam sejarahnya. Judul buku De falso credita et ementita Constantini
donation declamation berisi tentang donasi hadiah kepada Sri Paus oleh Kaisar
Constantinus sebenarnya palsu sebab dari sudut bahasa donasi itu jelas bukan
gaya bahasa abad ke-4 melainkan abad ke-8.[6]
3. Dante Alighiere (1265-1321)
Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze,
berasala dari keluarga kaya raya. Dia pernah menjadi prajurit Firenze, ingin
negaranya dapat merdeka dari pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu
Kepausan, Spanyol dan Perancis. Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang
otoritas moral Kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya
dia tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang
berisi tentang kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual
tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan Kepausan)
yang otoriter. Hasil karya Dante antara lain adalah La Vita Nuova (The New
Life) berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta manusia. Comedia yang ditulis
ketika dia berada dalam pengasingan panjang di Revenna. Buku ini berisi tentang
perjalanan jiwa manusia yang penuh kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke
alam gaib. Tokoh utamanya adalah Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi
kuno) yang setelah kematiannya harus melewati tiga fase yaitu inferno (neraka),
purgatoria (pembersih jiwa), dan paradiso (surga).
4. Francesco Petrarca (1304-1374)
Lahir pada 20 Juli 1304 M di Tuscan. Ia belajar
hukum di Montpellier dan melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, ia lebih
tertarik pada seni sastra dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi
hal-hal yang serba naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapannya pada
alam dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikar.[7]
5. Boccacio (1313-1375)
Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun
1313 dari seorang pedangang yang berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara
lain cerita epos seperti Thebaid atau Aenid, prosa seperti Ameto, puisi seperti
Amoroso Visione dan Ninfale Fiesolan. Puncak karyanya Decamerome, karya sastra
lainnya De genealogis deorum gentilium (On The Genealogy of God) yang tersusun
dalam 15 jilid.[8]
6.
Michelangelo
Michelangelo Buonarroti Simoni Lodovico di (6 Maret
1475 -18 Februari 1564), umumnya dikenal sebagai Michelangelo, adalah seorang
Italia Renaisans pelukis, pematung, arsitek, penyair, dan insinyur yang diberikan
pengaruh yang tak tertandingi pada perkembangan seni Barat. Michelangelo
dianggap sebagai seniman terbesar dalam hidupnya, dan sejak itu ia telah
dianggap salah satu seniman terbesar sepanjang masa. Sejumlah karya-karyanya
baik di dalam bidang lukisan, patung, dan arsitektur masuk dalam peringkat
paling terkenal dalam keberadaan. Dua karya yang paling terkenal yang pernah ia
kerjakan adalah Pieta dan David , yang
diukir sebelum ia menginjak usia tiga puluh tahun. Karya lainnya adalah adegan
dari kitab Kejadian pada langit-langit dan Penghakiman Terakhir di dinding
altar Kapel Sistina di Roma. Dan masih banyak lagi karya-karyanya dalam bidang
seni.[9]
7. Perugino
Ia lahir Pietro Vannucci di Città della Pieve ,
Umbria , putra dari Cristoforo Vannucci; julukannya sebagai ciri dari Perugia,
kota utama Umbria. Meskipun apa yang dinyatakan oleh penulis biografi Giorgio
Vasari, yang menyebutkan bahwa Vannucci adalah salah satu orang terkaya di kota
itu. Dia paling mungkin mulai belajar melukis di Perugia, dalam lokakarya lokal
seperti orang-orang dari Bartolomeo Caporali atau Fiorenzo di Lorenzo.
Perugino
adalah salah satu praktisi awal Italia lukisan cat minyak. Beberapa karya
karyanya yang terkenal adalah Tondo (gambar lingkaran) di Musée du Louvre dari
Perawan dan Anak Bertahta antara Orang Suci.[10]
8. Raphael
Raffaello Sanzio da Urbino (April 6 atau 28 Maret
1483 – April 6, 1520 [3] ), lebih dikenal hanya sebagai Raphael, adalah seorang
pelukis dan arsitek dari High Renaissance. Karyanya yang dikagumi karena
kejelasan bentuk dan kemudahan komposisi dan untuk pencapaian visualnya dari
Neoplatonisme ideal keagungan manusia. Bersama dengan Michelangelo dan Leonardo
da Vinci, ia membentuk trinitas tradisional guru besar pada masa itu. Raphael
sangat produktif, menjalankan lokakarya yang luar biasa besar, dan meskipun
kematiannya pada usia 37 tahun, dia telah menghasilakan karya-karya yang
fenomenal. Banyak dari karya-karyanya yang ditemukan di Istana Apostolik di
Vatikan, Karya yang dikenal terbaik adalah Sekolah Athena di Vatikan Stanza
della Segnatura.[11]
9. Sandro
Botticelli
Alessandro di Mariano di Vanni Filipepi, lebih
dikenal sebagai Sandro Botticelli (1445 -17 Mei 1510) adalah seorang pelukis
Italia dari awal Renaissance. Dia berasal dari sekolah Florence di bawah
perlindungan Lorenzo de ‘Medici, sebuah gerakan yang Giorgio Vasari akan
mencirikan kurang dari seratus tahun kemudian sebagai ” zaman keemasan “,
pikiran, cukup sesuai, ia menyatakan di kepala Vita- nya Botticelli. Reputasi Botticelli bertahan sampai akhir abad 19, sejak saat itu karyanya
telah dilihat untuk mewakili rahmat linear lukisan Renaisans Awal. Di antara
karya terbaik yang terkenal adalah Kelahiran Venus dan Primavera.[12]
10.Tiziano Vecelli
Tiziano Vecellio Tiziano
Vecelli atau (1488/1490-27 Agustus 1576) lebih dikenal sebagai Titian adalah
seorang pelukis Italia, anggota paling penting dari abad ke-16 sekolah Venesia
. Dia lahir di Pieve di Cadore , dekat Belluno (dalam Veneto), di Republik
Venesia. Selama hidupnya dia sering disebut da Cadore, diambil dari tempat
kelahirannya.
Diakui
sebagai “The Sun tengah Bintang Kecil” (mengingat baris terakhir
terkenal Dante Paradiso ), Titian adalah salah satu pelukis serba bias di
Italia. Dia sanagt trerkenal dengan olah warna yang tanpa celah. Memnag banayak
yang mengatakan bahwa hasil lukisannya tidak sefenomenal Rafael ataupun
Leonardo da Vinci, akan tetapi olah warna dan goresan kuas yang dihasilkannya
diakui oleh dunia dan nyaris tanpa celah.[13]
1.
1. Desiderius Erasmus
Desiderius
Erasmus Roterodamus (atau Desiderius Erasmus dari Rotterdam) (Gouda, 27 Oktober
1466–Basel, Swiss, 12 Juli 1536) adalah seorang filsuf, humanis dan ahli
teologi Belanda.
Erasmus dilahirkan pada tanggal 27 Oktober 1466. Ia
memulai pendidikan di salah satu sekolah Latin di Utrecht lalu melanjutkannya
di Deventer di bawah asuhan Persaudaraan Kehidupan Bersama (The Brethrehn
Common Life). Di sini Erasmus dikenal karena kecakapannya yang luar biasa.
Ayahnya adalah seorang imam. Eramus sempat masuk ke biara Augustinus karena
dipaksa oleh walinya setelah ibunya meninggal dunia. Selama lima tahun dari
1486 hingga 1491, Erasmus tinggal di biara itu.
Dan salah satu kata-kata dari Desiderus Eramus yang
tekenal adalah “Jadi, tampaknya seni yang paling di berkahi adalah seni yang paling dekat dengan kebodohan, dan
orang-orang yang paling bahagia adalah yang mempu menghindari kontak dengan
seni dan ilmu sekaligus, cukup mengikuti alam, yang tidak pernah mengecewakan
mereka, kecuali jika mereka berusaha melampaui batas sifat manusiawi
mereka”.[14]
Karya-karya :
1. Enchiridion Militis Christian (Handbook
of the Christian Soldier) tahun 1503.
2. Novum Instrumentum Omne (1516). Ini adalah Alkitab Perjanjian Baru
dalam bahasa Yunani beserta terjemahan dalam bahasa Latin.
3. De libero arbitrio diatribe sive collatio
(Kebebasan Kehendak) tahun 1524.
Pada masa renaissance ini juga berkembang bentuk
pemikiran manusia yang baru, yang sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara
pemahaman itu adalah humanisme, rasionalisme, empirisme, dan materialisme.
1.
Humanisme
Zaman renaissance ini sering juga di sebut sebagai
zaman humanisme. Maksud ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad
pertengahan. Pada abad pertengahan itu manusia di anggap kurang di hargai
sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (kristen),
bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran
haruslah dari manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berfikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan
dunia,[15]
2.
Rasionalisme
Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan
bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan
mengetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan di peroleh
dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam berfikir itu adalah
kaidah kaidah logis atau kaidah kaidah logika.
Rasonalisme ada dua macam, dalam bidang agama dan filsafat.
Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat
rasionalisme adalah lawan empirisme
Rasionalisme dalam bidang agama adalah kemampuannya
untuk mengkritik ajaran agama, rasionalisme dalam bidang filsafat terutama
berguna sebagai teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme, rasionalisme
berpendapat bahwa sebagian dan bagian penting pengetahuan datang atau bersumber
dari penemuan akal.
3.
Empirisme
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang
menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan
itu sendiri dan mengecilkan peranan akal, istilah empirisme diambil dari bahasa
yunani empeiria yang berarti coba-coba
atau pengalaman.[16]
Empirisme sebagaai lawan rasionalisme berpendapat
bahwa pengetaahuan diperoleh dari pengalaman dengaan cara
observasi/penginderaan baik pengalamaan lahiriyah yang menyangkut dunia maupun
pengalaman batiniyah yang menyangkut pribadi manusia. Pengalaman merupakan
faktor fundamental, dan ia merupakan sumber dari pengetahuan manusia.[17]
4.
Materialisme
Paham ini di pelopori oleh LAMETTRIE (1709-1751).
Bagi dia manusia tak lain dari mesin begitu pula halnya dengan binatang,
sehingga tak ada bedanya antara manusia dengan binatang. Ia mengingkari prinsip
hidup pada umumnya. Ia mencoba membuktikan, bahwa bahan (badan) tanpa jiwa
mungkin hidup (bergerak), sedangkan jiwa tanpa bahan (badan) tak mungkin ada,
jantung katak yang dikeluarkaan dari tubuh katak masih berdenyut beberapa detik
(hidup kata Lamettrie), sedangkan tak mungkin ada katak, jika tak ada badannya! Demikianlah nyata benar,
menurut Lamettrie bahwa prinsip hidup
itu tak ada dan tentu tak ada prinsip hidup yang rohani.[18]
2.3 Dampak Renaissance
Sumbangan Renaissance Kepada Eropa:
Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan
kebebasan akal seperti aliran baru Eropa hingga abad ke 18 seperti humanisme,
rasionalisme, nasionalisme dan absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan
cara pemikiran lama yang diamalkan selama ini secara langsung melemahkan
kekuasaan golongan gereja.
Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di
Eropa pada abad ke 15. Hal ini terjadi ketika Kota Konstantinopel yang dikuasai
oleh orang Islam jatuh ke tangan orang barat pada tahun 1453. Keadaan ini telah
menyebabkan ramainya para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat perdagangan di
Itali. Dan hal ini menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal di
Eropa pada masa itu.
Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan
yang berdaya maju. Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan
golongan gereja yang senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan
masyarakat di Eropa.
Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de
Vinci yang terkenal sebagi pelukis, pemusik dan ahli falsafah serta jurutera.
Michelangelo merupakan tokoh seni, arkitek, jurutera, penyair dan ahli anotomi.
Melahirkan ahli-ahli sains terkenal seperti Copernicus dan Galileo. Melahirkan
ahli matematika seperti Tartaglia dan Cardan yang berusaha menghuraikan
persamaan ganda tiga. Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep
matematika dalam ketenteraan yaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan
terlibat dalam penghasilan ilmu algebra.
Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh
perubahan di Eropa. Antara lain tokoh perubahan terkenal itu adalah William
Harvey yang telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance
telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri
sehingga membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan. Sehingga dapat kita
simpulkan bahwa dampak dari renaissance bagi perkembangan peradaban barat
adalah sebagi berikut:
1. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan
kemandirian individu.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya.
3. Munculnya
faham pemikiran baru seperti humanisme, rasionalisme, empirisme, dan materealisme.
4. Runtuhnya dominasi gereja.
5. Menguatnya kedudukan kaum bourgeois[20] sehingga mereka tumbuh
menjadi kelas penguasa.
6. Mendorong pencarian daerah baru sehingga
berkobarlah era penjelajahan samudera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar