Konggres Wina
adalah sebuah pertemuan antara para wakil dari kekuatan-kekuatan besar di
Eropa. Pertemuan ini dipimpin oleh negarawan Austria, Klemens Wenzel von
Metternich dan diadakan di Wina, Austria dari 1 September 1814 hingga 9 Juni
1815. Tujuannya adalah untuk menentukan kembali peta politik di Eropa setelah
kekalahan Perancis hingga berakhirnya kekuasaan Napoleon pada musim semi
sebelumnya.
Perbicangan
dalam konggres ini tetap berlanjut meskipun Napoleon Bonaparte, mantan Kaisar
Perancis kembali dari pengasingan dan melanjutkan kekuasaan di Perancis pada
Maret 1815. Pasal Terakhir Kongres ditandatangani sembilan hari sebelum
kekalahan terakhir Napoleon pada Pertempuran Waterloo. Secara teknis,
"Konggres Wina" sebanrnya tidak pernah dilaksanakan, karena Kongres
tersebut tidak pernah bersidang dalam sesi pleno, namun hanya berbincang dalam
sesi-sesi informal yang dihadiri perwakilan dari para kekuatan besar Eropa.
Beberapa
pemimpin dan wakil Negara Eropa yang hadir dalam Konggres Wina:
1. Pangeran Matternich (Austria)
2. Viscount Castlereagh (Britania
Raya)
3. Tsar Alexander I (Rusia)
4.
Charles Maurice de Talleyrand-Perigord (Perancis)
A. Peta
Politik Eropa Sebelum Berlangsungnya Kongres Wina
Pada bulan Maret
1814, tentara Prancis dan Napoleon menyerah kepada pihak sekutu. Walaupun
Napoleon telah menyerah dan berada di pengasingan, Revolusi Prancis ternyata
membawa dampak yang luas bagi struktur social masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa
menjadi masyarakat yang terrtib secara social, ikatan lama seperti feodalisme,
gerejani, dan system politik telah mengalami perubahan. Akan tetapi juga muncul
kekhawatiran sebagai dampak dari perang yang terjadi, diantaranya adalah
seberapa lama ketertiban social yang ada mampu bertahan.
Selain itu, sebagai dampak dari
perang, mengakibatkan berubahnya peta politik di Eropa. Oleh karena itu
pelaksanaan kongres wina lebih dinaksudjan untuk menyusun kembali pembangunan
Eropa seperti sebelum dilanda perang koalisi.
Sebelum
berlangsungnya konggres wina, Negara – Negara pemenang perang koalisi seperti
Inggris, Austria, Rusia, dan Prusia mengadakan suatu pertemuaan di Chaumont
yang di pelopori oleh menteri luar negeri Inggris Lord Castlereagh pada 1 maret
1814. Perjanjian Chaumont berhasil ditandatangani dan disepakati berlangsung
selama 20 tahun. Isi perjanjian Chaumont yaitu sebagai berikut :
1. Jaminan kemerdekaan Negara Swiss
2. Penambahan wilayah bagi Negara
Belanda
3. Membentuk konfederasi
Negara-negara Jerman di bawah pimpinan Austria
4. Pembagiaan Italia
Hasil perjanjian Chaumont ini diperkuat
oleh perjanjian Paris 1 Mei 1814, yaitu suatu perjanjian perdamaiaan yang
dibuat 4 Negara besar ditambah Spanyol, Portugal, Swedia, dan Perancis.
B. Pelaksanaan Kongres
Wina
Kongres Wina
berlangsung di Wina, Austria dari 1 September 1814 hingga 9 Juni 1815. Dalam
konggres wina banyak permasalahan yang dibahas, akan tetapi masalah Saksen
Polandia adalah masalah yang hangat dibicarakan. Seperti diketahui bahwa
Polandia adalah daerah yang sangat strategis bagi Rusia. Tsar Alexander I lalu
membujuk Prusia untuk mendukung agar wilayah Polandia diakui sebagai wilayah
Rusia, akan tetapi Matternich dan Castlereagh tidak setuju dengan hal tersebut.
Pada saat
genting tersebut, Perancis yang diwakili oleh Talleyrand menawarkan
kesediaannya untuk mendukung Austria-Inggris. Tampilnya Perancis sebagai sekutu
Austria-Inggris mengurungkan niat Rusia untuk memiliki Polandia. Kemudian
sebagai imbalan atas bantuan yang diberikannya pada saat-saat genting tersebut,
Perancis diterima untuk duduk bersama sebagai salah satu Negara besar, dan
berhak ikut serta membuat dan merundingkan keputusan-keputusan penting yang
dicapai dalam konggres wina.
Konggres yang berakhir pada bulan
Juni 1815, menghasilkan keputusan-keputusan penting yang ditandangani oleh
Negara - Negara besar peserta Konggres. Hasil konggres wina adalah sebagai
berikut :
1. Russia diperluas wilayahnya dengan
2/5 wilayah kerajaan Saksen, ditambah lagi dengan daerah – daerah Poses dan Pommerania, sedang dibagian
barat wilayahnya bertambah dengan wilayah – wilayah Rheindland dan Westhphalia.
2. Daerah - daerah milik Austria di
Belanda Selatan digabungkan dengan kerajaan Belanda dengan maksud agar kerajaan
Belanda cukup kuat untuk kemungkinan menahan ekspansi Perancis ke utara.
3. Austria tetap memiki wilayah Gacilia,
dan memperoleh daerah Lombardia serta Venesia di Italia Utara. Kota Cracow
(Polandia) dijadikan kota merdeka atau free city.
4. Suatu kondeferasi – konfederasi
negara Jerman dibentuk dengan Austria sebagai ketuanya. Konfederasi ini
beranggotakan 39 negara.
5. Wilayah – wilayah kerajaan gereja
diserahkan kembali kepada Paus; sedangkan wilayah Toscana, Odena dan
Parmaditempatkan dibawah pemerintahan keluarga – keluarga Habsburg (Austria).
Kerajaan Sardinia diperluas wilayahnya.
6. Inggris berhasil memperoleh jaminan
dari negara – negara besar, bahwa mereka akan menghapuskan perdagangan budak;
dan jaminan pembukaan sungai – sungai tertentu untuk kepentingan lalu lintas
perdagangan. Di samping itu diperolehnya keuntungan – keuntungan teritorial di
daerah seberang lautan terutama di Asia.
C. Hasil - Hasil Dari
Kongres Wina
Demikian
keputusan-keputusan penting diambil dalam Kongres Wina suatu rangkaian
keputusan penting, yang pernah diambil antara Konfrensi perdamaiaan. ( Di
antara para ahli sejarah sering terdengar pendapat, bahwa keputusan Kongres
Wina itu berbau Reaksioner, hanya menguntungkan pihak-pihak yang berkuasa dan
menutup ide dan paham-paham Revolusioner namun perlu diinggat bahwa para
diplomatik yang berkumpul di Wina pada saat itu berada dalam keadaan yang sulit
disebabkan pleh situasi dan kondisi yang kurang menguntungkan.
Konggres Wina merupakan suatu
perjanjian damai yang muncul sebagai dampak bergulirnya Revolusi Perancis. Walaupun
Konggres Wina dianggap bukan sebagai suatu Konggres dalam arti sebenarnya akan
tetapi dari Konggres ini dihasilkan beberapa keputusan penting untuk membangun
kembali Eropa seperti sebelumnya terjadinya perang koalisi. Para diplomat dan
para Raja yang berkumpul di Wina tahun 1814 dan 1815, kebanyakan mereka
berfikir bahwa mereka telah berhasil menghentikan gerakan revolusioner dan
ambisi imperialis Napoleon yang melanda Eropa.
D.
Pemberontakan
Terhadap Kongres Wina
Keputusan kongres Wina yang sewenang-wenang dalam membagi-bagi wilayah
untuk negara lain mendapat protes keras dari rakyat negara yang bersangkutan
maka timbulah peregolakan terhadap ketidakpuasan atas sikap raja-raja yang
sewenang-wenang maka munculah beberapa gerakan rakyat yang terdiri atas:
1.
Revolusi Juli 1830 di Perancis
Menentang kesewenang-wenangan kekuasaan raja Charles X. Revolusi ini
menimbulkan beberapa pergolakan seperti:
1. Perang kemerdekaan Belgia 1830-1831
2. Pembrontakan Polandia 1830-1831.
3. Tuntutan rakyat Inggris terhadap
perubahan soial dan politik (Reforbill 1832).
4. Tuntutan untuk menghapuskan
perbudakan di Inggris (1833).
5. Munculnya pemerintahan Liberal
(kebeasan individu) di
Inggris.
2.
Revolusi Februari 1848 di Perancis
Menentang kesewenang-wenangan raja Louise Phillip dan tuntutan rakyat
Jerman untuk melakukan perubahan sistem pemerintahan menjadi Liberal dan
Demokratis. Revolusi ini menimbulkan beberapa pergolakan seperti:
-
Pemberontakan untuk
menjatuhkan Pangeran Matternich dari Austria.
-
Pemberontakan
Lombardy, Venetia, Bohemia, dan Hongaria terhadap Austria.
-
Gerakan buruh
(Chartism) di Inggris.
Revolusi tersebut mampu membuat beberapa perubahan pada tatanan wilayah
Eropa yaitu:
1. Kedua revolusi
tersebut mampu membuat Concert Of Europe (yaitu sebuah organisasi 4 negara:
Austria, Inggris, rusia, dan Prusia yang melaksanakan konferensi untuk
membahas dan mengatasi permaslahan-permasalahan wilayah Eropa) terpecah menjadi
dua kubu yaitu Liberal (Inggris dan Perancis) berusaha mengadakan upaya
perubahahan terhadap hasil kongres Wina dan kubu Konversativ (Austria, Rusia,
dan Prusia) berusaha mempertahankan hasil keputusan kongres Wina.
2. Pada peta wilayah
Eropa terjadi beberapa perubahan yang disesuaikan dengan pembagian kekuasaan
politik yang baru merubah perbatasan dan menghasilkan dua negara baru yaitu
Belanda dan Prusia. Tahun 1816 Menetapkan desa Morestnest kepada belanda dan
Neu Morestnest kepada Prusia dimana kedua wilayah tersebut memiliki tambang
seng yang berharga serta menjadikan desa Kelmis sebagai kawasan Netral.
E.
Perkembangan
Setelah Kongres Wina
Perkembangan Kodifikasi Hukum Diplomatik
Dalam pergaulan masyarakat, negara sudah mengenal semacam misi-misi konsuler
dan diplomatik dalam arti yang sangat umum seperti yang dikenal sekarang pada
abad ke-16 dan ke-17, dan penggolongan Kepala Perwakilan Diplomatik telah
ditetapkan dalam Kongres Wina 1815 sebagai berikut :
1.
Duta-duta besar dan para utusan (ambassadors and legate)
2.
Minister plenipoteniary dan envoys extraordinaryKuasa Usaha (charge d’
affaires)
Dan
setelah PBB didirikan pada tahun 1945, dua tahun kemudian telah dibentuk Komisi
Hukum Internasional. Setelah tiga puluh tahun (1949-1979), komisi telah
menangani 27 topik dan subtopik hukum internasional, 7 diantaranya adakah
menyangkut hukum diplomatik, yaitu :
• Pergaulan dan kekebalan diplomatik
• Pergaulan dan kekebalan konsuler.
• Misi-misi khusus
• Hubungan antara negara bagian dan organisasi
internasional
• Masalah perlindungan dan tidak diganggu
gugatnya pejabat diplomatik dan orang lain yang memperoleh
perlindungan khusus menurut hukum internasional.
• Status kurir diplomatik dan kantong diplomatik
yang diikutsertakan pada kurir diplomatik.
• Hubungan
antara negara dengan organisasi internasional
Trims bro.
BalasHapusDengan begini semakin bertambah wawasan kita. Dan sy semakin yakin bahwa dorongan berkuasa yg berasal dr keinginan sekedar menguasai dan apalagi ditambah dengan keinginan mendapatkan harta dari para negara besar telah memunculkan eksploitasi manusia oleh manusia lain.
Itulah konsep penjajahan dari negara2 Eropa masa lalu dan ternyata amsih diteruskan hingga masa sekarang, baik oleh Eropa, maupun anak turun dan kerabat mereka di AS maupun Australia dan orang2 yg terpengaruh dg konsep mereka